Salah satu yang pertama kali dilakukan orang ketika terjadi bencana alam adalah memastikan keluarga atau teman dekatnya dalam kondisi aman. Inilah yang membuat Facebook menciptakan fitur baru bagi para penggunanya agar mengetahui keadaan orang-orang yang terkasih saat bencana melanda.
Jejaring sosial milik Mark Zuckerberg tersebut, sedang melakukan uji coba fitur baru yakni Disaster Message Board di Jepang.
Berdasarkan New Scientist, fitur yang sementara ini hanya bisa diakses dari negeri Sakura, dimana para pengguna dapat menampilkan tanda “Safe” pada profilnya untuk memberitahukan dirinya dalam keadaan aman.
Mirip dengan tombol “Like” pada Facebook, fitur “Safe” ini juga mengijinkan pengguna untuk mengecek kota tempat tinggal sahabatnya, memberi tanda aman dan kemudian menambahkan komentar atau detail lokasi mereka.
Diketahui, ini bukanlah yang pertama kali fitur sejenis ini digunakan dalam jejaring sosial untuk memantau bencana alam, karena pada 2008 silam ada sebuah aplikasi bernama Ushahidi dengan cara kerja hampir serupa, yang membuat penggunanya dapat melakukan Check-In untuk memberitahu posisinya kepada orang lain.
Ushahidi diciptakan sebagai respons terhadap kekerasan yang terjadi di Kenya pasca pemilihan umum, bahkan baru-baru ini Ushahidi digunakan di perang sipil di Libya serta mendokumentasikan dampak dari gampa dan tsunami di Jepang.
Sumber
Jejaring sosial milik Mark Zuckerberg tersebut, sedang melakukan uji coba fitur baru yakni Disaster Message Board di Jepang.
Mirip dengan tombol “Like” pada Facebook, fitur “Safe” ini juga mengijinkan pengguna untuk mengecek kota tempat tinggal sahabatnya, memberi tanda aman dan kemudian menambahkan komentar atau detail lokasi mereka.
Diketahui, ini bukanlah yang pertama kali fitur sejenis ini digunakan dalam jejaring sosial untuk memantau bencana alam, karena pada 2008 silam ada sebuah aplikasi bernama Ushahidi dengan cara kerja hampir serupa, yang membuat penggunanya dapat melakukan Check-In untuk memberitahu posisinya kepada orang lain.
Ushahidi diciptakan sebagai respons terhadap kekerasan yang terjadi di Kenya pasca pemilihan umum, bahkan baru-baru ini Ushahidi digunakan di perang sipil di Libya serta mendokumentasikan dampak dari gampa dan tsunami di Jepang.
Sumber