Efek negatif dari getaran mesin motor tidak bisa dianggap remeh. Seorang
lelaki di California misalnya, sejak Mei 2010 mengalami ereksi permanen
yang menyakitkan setelah melakukan touring berjam-jam dengan
mengendarai sepeda motor.
Laki-laki tersebut, Henry Wolf saat ini
tengah mengajukan gugatan pada BMW, perusahaan yang memproduksi sepeda
motor miliknya. Selain itu ia juga menggugat Corbin-Pasific, perusahaan
pembuat jok khusus sepeda motor yang dipakainya selama touring karena
dianggapnya tidak nyaman.
Henry meyakini, touring yang
dilakukannya dengan motor BMW keluaran 1993 pada 1 Mei 2010 atau persis 2
tahun lalu telah membuatnya menderita sampai sekarang. Kemaluannya
mengalami ereksi permanen, sampai terasa sangat sakit karena posisinya
selalu berdiri.
Padahal menurut Henry, waktu tempuh yang
dilaluinya saat touring juga tidak terlalu lama. Dalam perjalangan pergi
pulang, ia hanya menghabiskan waktu masing-masing 2 jam sehingga
totalnya hanya sekitar 4 jam.
Dalam istilah medis, kondisi yang
dialami oleh Henry disebut priapism atau ereksi yang tidak wajar yang
terjadi bukan karena ada rangsang seksual. Kondisi ini biasanya terjadi
karena ada darah yang menumpuk di kemaluan sehingga posisinya selalu
menegang.
"Penggugat saat ini mengalami priapism dan telah
mengalami berbagai masalah sejak mengendarai motor ini. Ia juga tidak
bisa melakukan hubungan seks, sehingga mengalami penderitaan mental dan
emosional yang sangat serius," demikian salah satu kutipan dari gugatan
Henry, seperti dikutip dari CBS News, Selasa (1/5/2012).
Kasus
yang menimpa Henry tergolong ekstrem karena pada kasus priapism biasa,
ereksi rata-rata hanya berlangsung selama 4 jam sementara Henry
mengalaminya selama 2 tahun. Padahal jika berlangsung terlalu lama
priapism sering dikaitkan dengan risiko disfungsi ereksi yang sifatnya
permanen.
"Memang sudah sejak lama diketahui, tekanan pada suplai
neurovaskular ke penis selama jangka waktu tertentu, baik karena sadel
motor atau benda apapun bisa menyebabkan mati rasa di daerah genital,"
kata Dr Michael Lutz, seorng ahli urologi dari Michigan Institute of
Urology saat diminta mengomentari kasus tersebut.
"Bukan hanya
pada laki-laki, tapi perempuan juga bisa mengalami mati rasa di bagian
itu jika saraf-sarafnya mengalami tekanan," tambah Dr Lutz.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar