Bagi yang belum
mengerti, "fuck" adalah sebuah kata yang (mungkin) sangat sering kita
dengarkan, dengan konotasi yang sedikit negatif. Sering dijumpai
terutama pada film-film dewasa. Ada berbagai versi cerita tentang asal
usul kata "fuck" ini.
1. Berdasarkan
pengetahuan umum secara resmi melalui wikipedia. Diketahui penggunaannya
pertama kali dalam isyarat yang terdapat dalam puisi campuran bahasa
latin dan inggris pada sekitar tahun 1500 dengan judul flen flyys. Baris
puisi yang mengandung kata “fuck” tertulis sebagai berikut, “non sunt
in coeli, quia gxddbov xxkxzt pg ifmk”.
Sandi yang
tertulis “gxddbov xxkxzt pg ifmk” diterjemahkan menjadi “non sunt in
coeli, quia fvccant vvivys of heli” yang dalam bahasa inggris berarti
“they are not in heaven because they fuck wives of ely”.
Kata “fvccant”
(diserap ke dalam bahsa inggris menjadi “fuck”) adalah kata slang latin
yang berarti "bersenggama". Frase itu sengaja disandikan seperti itu
karena maksud puisi itu yang ditujukan kepada anggota-anggota gereja
saat itu yang mempunyai prilaku tidak menyenangkan.
2. Ada beberapa
versi yang menjelaskan tradisi mengacungkan jari tengah dalam budaya
barat tersebut. Salah satu yang dianggap bisa diterima lebih luas adalah
terdapat dalam komedi yunani kuno yang berjudul the clouds yang
dikarang oleh aristophanes.
Dalam salah
satu bagian cerita, disebutkan ada seorang politican yang sedang mencoba
mengejek lawan politiknya dengan menunjukkan jari tengah (diperagakan
seakan keluar dari selangkangan), yang berarti “bodoh”. Sejalannya
waktu, arti ini terus berubah tetapi masih dengan tujuan negatif/
memperolok seseorang.
3. Versi lain
yang lebih populer adalah berasal dari peperangan hundred years' war
(1337-1453) antara inggris dengan prancis. Pada saat itu, pasukan
prancis cukup kewalahan menghadapi pasukan pemanah dari inggris. Pada
akhirnya pemimpin prancis saat itu memerintahkan untuk memotong jari
tangah para pemanah inggris yang tertangkap.
Kemudian, oleh
pemanah-pemanah inggris yang menggantikan mereka yang tertangkap, mereka
sering menunjukkan jari tengah mereka kepada pasukan prancis untuk
mengejek kalau mereka masih mempunyai jari mereka dan akan terus
melesatkan panah ke arah pasukan prancis.
Tetapi versi
ini juga masih menjadi perdebatan diantara mereka sendiri, dalam versi
lain dikatakan kalau jari yang dipotong bukan hanya jari tengah, tetapi
juga dengan jari telunjuk. Sehingga mereka para pemanah inggris mengejek
pasukan prancis dengan menunjukkan dua jari kepada mereka. Sama seperti
tanda peace yang sering dipakai sekarang tetapi dengan punggung tangan
yang menghadap musuh.
4.berikut pernyataan dari versi yang lainnya
“in ancient
england, people could not have sex without consent from the king. When
people want to have a child, they had to solicit a permission to the
monarchy, in turn they would supply a plaque to hang on their door when
they had sexual relations. The plaque read “fornication under consent of
the king” (f.u.c.k) this is the origin of the world.”
dan berikut terjemahannya:
“jaman dahulu
kala di negara inggris, penduduknya tidah boleh melakukan hubungan
seksual tanpa ijin dari sang raja. Saat mereka ingin memiliki anak,
mereka harus mengajukan ijin kepada pihak kerajaan. Setelah itu pihak
kerajaan akan memberikan “tanda / kartu” untuk digantung di pintu
pasangan tersebut selama mereka berhubungan. Tanda tersebut bertuliskan
“hubungan intim telah mendapatkan ijin dari raja”, atau dalam bahasa
mereka ditulis dengan “fornication under consent of the king” (f.u.c.k).