London, Tergores oleh cakaran kucing mungkin jadi hal yang biasa bagi pecinta binatang. Namun seorang pria mengalami kondisi darurat seminggu setelah tercakar kucing. Mengapa bisa begitu?
Seminggu setelah dicakar kucing mertuanya, Jon Taylor (44 tahun) harus menjalani operasi darurat karena bakteri pada cakaran kucing masuk ke dalam aliran darahnya, sehingga memicu septikemia (keracunan darah). Jantungnya sempat berhenti berdetak beberapa detik. Beruntung, operasi dapat menyelamatkan nyawanya.
"Saya sedang berada di dapur ketika kucing melompat dari oven ke kakiku dan meninggalkan 2 goresan cakar sepanjang 6 cm. Setelah memberikan obat luka dan perban, saya tidak memikirkannya lagi," jelas Jon Taylor, seperti dilansir Dailymail, Selasa (13/12/2011).
Luka di kulit telah memungkinkan strain bakteri streptokokus dari cakar kucing masuk ke dalam aliran darah Jon. Bakteri yang masuk dan berkembang biak akhirnya mempengaruhi katup aorta dalam jantungnya, yang berfungsi untuk mengontrol aliran darah ke seluruh tubuh.
Dua hari setelah dicakar kondisi tubuh Jon mulai menurun, tapi ia hanya mengira itu karena flu. Sehari setelah itu, ia merasa sangat sakit hingga hanya bisa berbaring di tempat tidur.
"Saya biasanya tangguh, tapi saya terkejut melihat betapa flu telah membuat saya lemah selama 6 hari," kata Jon, yang tinggal dengan istrinya Stephanie dan ketiga anak mereka dekat Okehampton, Devon.
Malam berikutnya, Jon terbangun karena rasa sakit berdenyut di jari manis kirinya, yang keesokan harinya menyebabkan bengkak dan berubah ungu. Tapi ia belum juga memikirkan itu dan menganggap jari bengkak dan ungu hanya karena tertimpa benda di tempat kerja. Ia tidak tahu bahwa jari bengkak dan ungu adalah gejala khas dari septikemia.
Septikemia terjadi ketika bakteri berkembang biak di dalam darah, menyebabkan peradangan luas yang merusak organ-organ vital. Jika tidak segera diobati, shock septik dapat berkembang, di mana racun bakteri menyebabkan tekanan darah menurun.
Akhirnya organ mulai gagal berfungsi dan menyebabkan kematian pada lebih dari separuh pasien. Bakteri dapat memasuki aliran darah melalui operasi terbuka dan abses gigi, serta luka bakar dan goresan.
"Saya masih tidak berpikir bahwa gejala itu ada hubungannya dengan luka goresan cakaran, karena luka itu tampak sudah sembuh. Tapi 6 hari setelah tergores, saya mengalami kuning (jaundice) dan sangat tidak sehat. Saya mengalami demam dan sangat lemah," jelasnya.
Keluarganya yang begitu khawatir akhirnya memanggil ambulans dan Jon dilarikan ke rumah sakit. Jon dibawa ke perawatan intensif, di mana tes menunjukkan jantung, paru-paru, hati dan ginjal telah gagal berfungsi. Pada satu tahap jantungnya juga berhenti berdetak selama beberapa detik dan harus restart. Dokter juga mengatakan katup aorta jantungnya perlu diganti.
"Dokter mengatakan kepada saya jika saya tidak menjalani operasi, saya akan mati dalam 48 jam. Istri saya sangat takut dan saya cukup takut," jelasnya.
Meski tidak semua luka gores cakaran kucing berbahaya, namun hal tersebut tidak bisa disepelekan seberapa pun ukurannya.
"Luka gores yang terinfeksi biasanya akan mulai terlihat merah dan terinfeksi, kelenjar getah bening akan mulai membengkak di dekat luka setelah sepuluh hari. Ini akan diikuti dengan demam, kelelahan, sakit kepala, dalam beberapa kasus kehilangan nafsu makan, pembesaran limpa dan sakit tenggorokan," papar Dr Suranjith Seneviratne, imunolog di Royal Free Hospital, London.
Awalnya luka dapat terlihat seperti mengalami penyembuhan, tetapi bakteri bisa bepergian ke tempat lain. Gejala sering terlihat jauh hari setelah luka terjadi, karena masa inkubasi biasanya beberapa hari dan bakteri berkembang biak semakin banyak.
Bakteri dapat menetap pada jantung, hati, otak, ginjal dan paru-paru, pada orang-orang dengan sistem kekebalan rendah seperti, bayi atau seseorang dengan penyakit yang sudah ada seperti kanker atau diabetes.
Orang-orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga berisiko, seperti obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, termasuk kemoterapi dan steroid (yang digunakan untuk kondisi termasuk rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis).
"Pada orang sehat, biasanya sistem kekebalan tubuh mereka akan membunuh bakteri," kata Dr Seneviratne.
Bukan hanya goresan cakar binatang yang dapat menyebaban keracunan darah, tapi juga luka karena serpihan kaca atau duri.
Perlu diketahui, sebelumnya Jon telah didiagnosa dengan heart murmur pada saat berusia 30-an tahun, yang disebabkan katup jantungnya melemah. Dokter percaya bahwa bakteri dari cakar kucing telah menetap di tempat yang lemah tersebut.
Sumber
Seminggu setelah dicakar kucing mertuanya, Jon Taylor (44 tahun) harus menjalani operasi darurat karena bakteri pada cakaran kucing masuk ke dalam aliran darahnya, sehingga memicu septikemia (keracunan darah). Jantungnya sempat berhenti berdetak beberapa detik. Beruntung, operasi dapat menyelamatkan nyawanya.
"Saya sedang berada di dapur ketika kucing melompat dari oven ke kakiku dan meninggalkan 2 goresan cakar sepanjang 6 cm. Setelah memberikan obat luka dan perban, saya tidak memikirkannya lagi," jelas Jon Taylor, seperti dilansir Dailymail, Selasa (13/12/2011).
Luka di kulit telah memungkinkan strain bakteri streptokokus dari cakar kucing masuk ke dalam aliran darah Jon. Bakteri yang masuk dan berkembang biak akhirnya mempengaruhi katup aorta dalam jantungnya, yang berfungsi untuk mengontrol aliran darah ke seluruh tubuh.
Dua hari setelah dicakar kondisi tubuh Jon mulai menurun, tapi ia hanya mengira itu karena flu. Sehari setelah itu, ia merasa sangat sakit hingga hanya bisa berbaring di tempat tidur.
"Saya biasanya tangguh, tapi saya terkejut melihat betapa flu telah membuat saya lemah selama 6 hari," kata Jon, yang tinggal dengan istrinya Stephanie dan ketiga anak mereka dekat Okehampton, Devon.
Malam berikutnya, Jon terbangun karena rasa sakit berdenyut di jari manis kirinya, yang keesokan harinya menyebabkan bengkak dan berubah ungu. Tapi ia belum juga memikirkan itu dan menganggap jari bengkak dan ungu hanya karena tertimpa benda di tempat kerja. Ia tidak tahu bahwa jari bengkak dan ungu adalah gejala khas dari septikemia.
Septikemia terjadi ketika bakteri berkembang biak di dalam darah, menyebabkan peradangan luas yang merusak organ-organ vital. Jika tidak segera diobati, shock septik dapat berkembang, di mana racun bakteri menyebabkan tekanan darah menurun.
Akhirnya organ mulai gagal berfungsi dan menyebabkan kematian pada lebih dari separuh pasien. Bakteri dapat memasuki aliran darah melalui operasi terbuka dan abses gigi, serta luka bakar dan goresan.
"Saya masih tidak berpikir bahwa gejala itu ada hubungannya dengan luka goresan cakaran, karena luka itu tampak sudah sembuh. Tapi 6 hari setelah tergores, saya mengalami kuning (jaundice) dan sangat tidak sehat. Saya mengalami demam dan sangat lemah," jelasnya.
Keluarganya yang begitu khawatir akhirnya memanggil ambulans dan Jon dilarikan ke rumah sakit. Jon dibawa ke perawatan intensif, di mana tes menunjukkan jantung, paru-paru, hati dan ginjal telah gagal berfungsi. Pada satu tahap jantungnya juga berhenti berdetak selama beberapa detik dan harus restart. Dokter juga mengatakan katup aorta jantungnya perlu diganti.
"Dokter mengatakan kepada saya jika saya tidak menjalani operasi, saya akan mati dalam 48 jam. Istri saya sangat takut dan saya cukup takut," jelasnya.
Meski tidak semua luka gores cakaran kucing berbahaya, namun hal tersebut tidak bisa disepelekan seberapa pun ukurannya.
"Luka gores yang terinfeksi biasanya akan mulai terlihat merah dan terinfeksi, kelenjar getah bening akan mulai membengkak di dekat luka setelah sepuluh hari. Ini akan diikuti dengan demam, kelelahan, sakit kepala, dalam beberapa kasus kehilangan nafsu makan, pembesaran limpa dan sakit tenggorokan," papar Dr Suranjith Seneviratne, imunolog di Royal Free Hospital, London.
Awalnya luka dapat terlihat seperti mengalami penyembuhan, tetapi bakteri bisa bepergian ke tempat lain. Gejala sering terlihat jauh hari setelah luka terjadi, karena masa inkubasi biasanya beberapa hari dan bakteri berkembang biak semakin banyak.
Bakteri dapat menetap pada jantung, hati, otak, ginjal dan paru-paru, pada orang-orang dengan sistem kekebalan rendah seperti, bayi atau seseorang dengan penyakit yang sudah ada seperti kanker atau diabetes.
Orang-orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga berisiko, seperti obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, termasuk kemoterapi dan steroid (yang digunakan untuk kondisi termasuk rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis).
"Pada orang sehat, biasanya sistem kekebalan tubuh mereka akan membunuh bakteri," kata Dr Seneviratne.
Bukan hanya goresan cakar binatang yang dapat menyebaban keracunan darah, tapi juga luka karena serpihan kaca atau duri.
Perlu diketahui, sebelumnya Jon telah didiagnosa dengan heart murmur pada saat berusia 30-an tahun, yang disebabkan katup jantungnya melemah. Dokter percaya bahwa bakteri dari cakar kucing telah menetap di tempat yang lemah tersebut.
Sumber