Segala sesuatu yang berlebihan diketahui tidak baik termasuk dalam hal
seks. Beberapa orang kadang bingung apakah dirinya masih dalam tahap
normal atau sudah hiperseks. Berikut pertanyaan yang bisa menunjukkan
seseorang hiperseks atau tidak.
Dalam studi yang dilakukan oleh
peneliti dari University of California, partisipan diberikan pertanyaan
mengenai rasa malu dan juga neurotisisme. Setelah menganalisis secara
statistik maka peneliti menyimpulkan bahwa neurotisisme bisa menyebabkan
perilaku hiperseksual.
Orang yang memiliki gangguan neurotik
impulsif tetapi berusaha untuk menghindari kecemasan akan membuatnya
lebih mungkin bertindak diluar jalur melalui hiperseksualitas.
Beberapa
orang ada yang dijuluki terobsesi oleh seks, tapi apakah benar-benar
hiperseksual atau tidak? Untukmengetahui hal itu jawablah beberapa
pertanyaan berikut ini, seperti dikutip dari Menshealth, Sabtu (7/4/2012) yaitu:
1. Apakah Anda menganggap diri Anda tergantung pada pornografi atau perilaku masturbasi secara kompulsif?
Hal
ini karena sekitar 60 persen responden hiperseksual diketahui melakukan
masturbasi secara kompulsif dan tergantung pada pornografi.
2. Apakah memiliki kebiasaan menggunakan jasa pekerja seks?
Hal ini karena sekitar 17 persen responden melaporkan bahwa mereka secara teratur menggunakan jasa pekerja seks.
3. Apakah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan beberapa pasangan?
Hal ini karena sekitar 1 persen partisipan berhubungan seks tanpa kondom secara teratur.
4. Apakah secara konsisten mengkhianati pacar atau istri?
Hal ini karena 61 persen partisipan memiliki perselingkuhan secara teratur.
Jika
semua pertanyaan ini dijawab dengan 'ya' dan disertai dengan kurangnya
produktivitas saat sekolah atau bekeja serta mengganggu kehidupan, maka
ia mengalami hiperseksual dan perlu pertolongan dengan psikolog klinis.
Tapi jika jawaban 'ya' hanya untuk beberapa eprtanyaan, maka belum
mencapai tahap hiperseksual.
Orang yang terobsesi oleh seks dan
aktivitas seksual bisa mengesampingkan hal-hal lain dan biasa disebut
dengan kecanduan seks. Hal ini bukan sekedar penyakit akibat tidak bisa
menahan godaan atau rangsangan seksual saja, tapi juga ketidakberdayaan
untuk mengontrol perilaku. Bahkan ahli psikolog mengkategorikan
kecanduan seks ini sebagai penyakit saraf.
sumber
wah bahasan yang cukup penhting untuk diketahui,,
BalasHapussenang bisa berkunjung
Berkunjung juga Ke Blog Gua ya